Aku menunggu mu pulang ....

Aku bangun lebih pagi, tak peduli seberapa singkat aku tidur. Aku bergeser perlahan, melepas bangun dari pelukan mu. Aku tak ingin mengganggu sisa tidur mu, tetaplah terlelap. Udara dipagi hari terasa dingin, kubiarkan kaki ini bertelanjang menyusuri dapur. Memasak air , menumbuk bumbu & menyiapkan piring. Aku seperti berlari maraton, bergesa-gesa & melakukannya sekaligus. Kukecilkan suara dentingan wajan, agar kau tak terbangun.


Sesekali aku melihat mu, kau tertidur dengan kepolosan mu. Kau bayi besar ku... Menyiapkan 2 menu untuk mu, bukan hal yang sulit sayang. Yang sulit adalah menyatukan cinta pada masakan dipagi buta. Sesekali aku berlari, mencari tisu. Flu ini mengganggu tapi aku harus tetap menjalankan tugas ku.

Setelah semuanya siap , mulai ku goyangkan badan mu. Kau tetap tak mau membuka mata , ku buka gordeng agar cahaya matahari memenuhi ruangan. Aku tak tau sayang, cara apa agar kau cepat terbangun. Sesekali aku mengusap rambut mu, membelai bekas cukur di dagu mu. Dia adalah laki-laki yang slalu aku lihat di pagi ku. Pemimpin keluarga ku , dan pendamping hidup ini. 

Saat kau mulai terbuka , aku menanamkan ciuman di mata mu. Aku tau , itu tak bisa memenuhi kebutuhan tidur mu, aku hanya mencoba memberi semangat dipagi ini. Dengan kata-kata manis , ku antar kau bergegas mandi. Kusiapkan pakaian terbaik mu hari ini. Tak lupa merapihkan isi tas mu yang aku yakin penuh dengan hal-hal penting. Membantu mengeringkan rambut mu, menyisirnya & merapihkan kerah kemeja mu. Kancing baju , tentu saja kau merasa itu terlalu banyak, biar aku bantu sayang.

Menarik mu ke dapur dan menyiapkan hidangan di depan mu, wajah malas dengan mata lebam menjadi pandangan biasa di setiap pagi. Kadang aku harus menyuapi mu sambil memasangkan tali sepatu mu, kau lucu ! Setelah kau memakai jaket & membawa tas mu, tak lupa aku mencium tangan mu. Hati-hati sayang, aku menunggu mu..

Kau pergi tanpa menengok kembali , kini aku sendirian lagi. Melewati jam-jam membosankan tanpa mu. Kadang terfikir sedang apa kau disana, dengan siapa ? wanita ?.. oh tuhan rasa cemburu menyelimuti ku. Aku tau ia memang harus pergi, tapi... aku hanya tak mengerti akan ketakutan ini. Aku tak tau perasaan apa ini.. mungkin aku takut kehilangan mu.

Jam berlalu begitu lambat , dia tak segan lebih melambatkan lagi laju jarumnya. Aku sendirian , sampai aku tak sadar berapa lama aku tertidur menunggu mu. Ketukan genggaman tangan menyentak ku, kau.. kau datang. Aku bergegas membukanya, ya kau didepan ku. Berwajah lusuh , rambut tak simetris, juga membawa tas dengan penuh kemalasan. Hey... pangeran ku sedang tak semangat rupanya. Apa yang aku lakukan agar dia tertawa ? Dia melenggang santai sambil melepas sepatunya di tengah-tengah ruangan. Sosoknya mencari kasur untuk berbaring, aku memunguti pakaiannya yang ia tanggalkan menuju kamar. Saat kulirik , dia sudah terlelap. Ahh mungkin dia lelah , lebih lelah dari biasanya.

Lalu bagaimana makanan ini ? bukankah aku memasak untuknya ? Besok apa ia masih mau memakannya ? Hemh.. air hangat pun mengalir dipipi ku. Bukan aku merasa tak dihargai, tapi aku merasa tak berguna. Apa yang harus aku lakukan agar ia tak selelah ini ? Aku merengkuh tangan ku lebih dekat dengan pipi ku. Ku biarkan air mata yang menuntun ku tidur. Dan ya.. jalan gelap datang menemui ku, aku bermimpi.. mungkin aku hanya bermimpi......


Ini cerita tentang seorang istri & pengabdiaanya merawat sang suami. Kalau laki-laki berfikir enak menjadi ibu rumah tangga itu salah. Selama laki-laki pergi, wanita merapihkan rumahnya & menyiapkan keperluan suami saat dia kembali. Wanita tau bekerja lebih melelahkan dari mengurus rumah, tapi cobalah hargai apa yang sudah wanita siapkan. Cobalah lebih memilih makan dirumah dibanding makan diluar dengan rekan kerja sekalipun. Jangan lupa menyapanya, karna ia punya rindu meski ditinggal hanya 10 jam. Ini terlihat sepele , namun berdampak besar... Semoga terinspirasi..

Komentar