Aku tak sendiri , aku tau itu ... (4)

“Jadi dulu kamu pernah nolak cowo ?”
“ya nit , dulu aku suka dia. Tapi karna 1 alasan kita ga bisa bareng”
“alasan apa ?”

Itulah anitaa , miss kepo yang bener-bener harus dijawab jelas semua pertanyaanya. Tapi aku belum siap menceritakan semuanya , sungguh aku belum siap. Aku takut semua orang yang menyayangi ku pergi meninggalkan ku.

“karna dulu, dia itu ga sekeren ini”

Ku keluarkan senyum khas dewi marinta yang membuat anita yakin. Sampai kapan aku menyembunyikan ini ?

“ya memang si, siapa yang ga bisa nolak dia. Badannya wow , tampang uhh banget, & dompet kayanya menunjang. Ahh dewi kapan aku punya pacar ?”

Jangan-jangan anita naksir abu ku ? 

“nanti ada saatnya nit. Oh ya mana baju mu, aku harus kembalikan ke tokonya abu”
“di kembaliin ? aku fikir buy one get one, tapi kamu sudah jadian kan?”

Ku lihat anita lebih santay sekarang, 1 jam di introgasi oleh miss anita membuat  kepala ku berkedut. Jadian? Aku tak berfikir sejauh itu , mengapa aku lupa akan itu.

“eng....ga”
“whaat ? engga ? jadi kamu masih di PHP-in?”
“PHP ?”
“Pemberi harapan palsu dew , huhh katro banget sih”
“Maybe no nit. Kita baru ketemu dan ga bisa secepat itu buat emm jadian”
“Ya tapi apa salahnya kan menanyakan duluan tentang status kalian. Sebelum dia diambil orang loh hehehe”
“Ya mungkin..”

Aku terdiam , anita makin asik memainkan gamenya. Apa penyataan abu mencintai ku adalah sebuah kata jadian? Mungkin aku harus bertanya ke anita.. emm atau mungkin jangan. Hufttt... aku harus bagaimana sekarang ? rasa penasaran ku lebih besar kali ini. Haruskah aku bertanya ke abu? Tapi aku wanita , seharusnya pangeran lah yang menyatakannya, aku hanyalah gadis biasa yang tiba-tiba didatangi rakyat biasa yang kini menjadi sosok pangeran. 

“dew, jangan melamun. Mau makan ?”
“engga nit , aku mau ketoko abu”
“jie jie yang lagi kasmaran, hati-hati jangan terlalu dalam cintanya. Kalau jatuh bisa sakit loh”

Ahh aku semakin tak mengerti pepatah dari anita, aku bergegas merapihkan diriku , mungkin jeans , kaos & kemeja flanel cocok untuk malam ini. Ku lihat diri ku di cermin , terlalu polos. Ku poleskan sedikit maskara & lipgloss. Oh ya flatshoes & jaketnya abu membuat ku semakin PD, yang utama aku mandi hari ini :P

“aku pergi ya nit”
“ya bye dew, hati-hati ya”

Baru 1 hari aku tak menaiki matic ku , rasanya sudah berbeda. Aku berhenti di depan toko kue, bersebrangan dengan tokonya abu. Mungkin tiramisu cocok untuk malam ini. Pelayan toko kue itu wanita paruh baya , menyapa ku dengan sebutan non. Aku menitipkan motor ku di toko kue , lalu aku bergegas menyebrang jalan. Aku berlari sampai ke depan toko , aku mencari-cari abu. Dimana dia, mobilnya masih ada. Dan apa ..??? siapa itu ? wanita berumur sekitar 20 tahun, memakai mini dress wedjes pink, rambutnya terurai rapi , wajahnya terpoleskan make up yang sempurna. Dia cantik , sangat cantik . Ku lihat dia memegang lengan abu ku, sesekali dia tersenyum manis dan abu tampak melepas tangannya , tapi wanita itu tetap saja mencoba kembali menyentuhnya. Siapa dia ? dan rasanya dadaku terasa sakit, aku gelisah, aku marah, aku ingin sekali menarik tangannya dan bilang dia abu ku. Apa ini ? aku bergegas berlari menjauhi tokonya, apa itu alasan ia tak menjemput ku sore ini ? ku lihat seorang anak kecil memegang koran, ini sudah malam apa dia masih bekerja?

“hey , mau bantu kaka?”
“bantu apa kak?”
“tolong ketoko itu lalu berikan kue ini ke laki-laki yang namanya abu. Oh ya berapa harga 1 korannya?”
“7000 kak, mau koran apa”

Tanpa fikir panjang aku memilih asal, anak itupun langsung berlari menuju toko , lalu kembali menghampiri ku di parkiran toko kue. Aku berjanji mengantarnya pulang, ku berikan jaket abu padanya, entah mengapa aku tiba-tiba sebal padanya.

“makasih kak, kalau kaka mau koran aku bisa mengantarnya kerumah”
“boleh, kamu ada pulpen?”

Ku tulis alamat rumah ku, dan aku bergegas pergi. Kemana aku sekarang? Aku perlu memikirkan ini semua, aku terus melajukan motor ku. Dan aku tiba di tempat yang tak asing bagi ku, tebing di atas kebun teh. Aku rindu dia , kita baru pisah 12 jam tapi aku memang merindukannya, aku ingin marah padanya. Siapa wanita yang brani menyentuhnya selain aku ? siapa dia? Dia cantik , berbeda dengan aku. Aku melirik diri ku, oh sungguh aku tak sesuai dengan abu. Aku teringat kata-kata anita, apa ini yang namanya sakit hati? Tapi mengapa sesakit ini?
Ku ambil ear phone ku, aku tak ingin pulang. Aku perlu berfikir, aku tak akan bisa jika dirumah. Alunan lagu “Tunggu aku” memenuhi telinga ku, aku menunggu mu saat ini abu, mestinya kau tau itu.

Masihkah kau jaga
Api cinta dariku
Mungkin tak sehangat dulu
Mungkin tak seterang dulu
Tunggu aku ku akan datang
Tunggu aku ku akan pulang

Apa aku benar mencintaiinya? Apa perkataan cintanya kemarin adalah mantra jadian? Mengapa kau menyimpan beribu misteri , aku punya 2 hari yang penuh emosi yang harus aku fikirkan. Ini pertama kalinya aku jatuh cinta, apa cinta harus terasa sesakit ini?

“aku tau kau disini”

Dia disini? Untuk apa? Aku melepas ear phone ku dan aku berdiri meninggalkannya. Aku tak boleh menangis, kata itu terus ku ucapkan dalam hati. Aku menatapnya dan aku berbalik menuju motor ku.

“kenapa kamu dewi ? aku mencari mu kerumah dan kau tak ada”

Aku berhenti, aku harus membicarakan ini sekarang.

“itu bukan urusan mu”

Ku lihat wajah terpukulnya, oh dear maafkan aku. Tapi kau yang memulainya !

“dia bukan siapa-siapa ku. Tolong percayalah”

Siapa ? dia? Mengapa abu langsung membahas itu , apa abu bisa menebak otak ku?

“tapi dia menyentuh mu”
“aku tau , kau melihat percakapan kami. Tapi kau juga lihat aku melepas tangannya ! dia hanya rekan kerja dewi, ku mohon jangan tinggalkan aku”

Melepasnya? Ya kulihat abu berusaha melepasnya . dan aku melihat abu ku duduk dengan rasa bosan mendengar wanita itu bicara. Tiba-tiba aku merasa mencair, peluk aku please !

“maafkan aku tak mengabari mu, aku ingin menjemput mu. apa lagi kau tak membawa motor mu. tapi aku punya pertemuan penting untuk bisnis ku. aku mengabari mu lewat sms, tapi kau tak membalasnya. Aku menelephone mu dan tetap tak diangkat”
“jadi dia bukan siapa-siapa?”
“hanya kau dewi, apa yang harus aku lakukan agar kau percaya?”

Ku dengar nada bicaranya sangat kawatir & takut, maafkan aku abu. Aku menangis menutup mata ku, aku malu. Mengapa aku seceroboh ini ?

“sudah lah, aku senang kau cemburu. Kemarilah, aku ingin memeluk mu”

Cemburu, ya aku cemburu. Kata yang tepat menggambarkan perasaan ku. Bodohnya aku , HP ku aku lupa mengecek hp ku. Aku lebih dulu maju memeluknya , membuat ia terkejut & terkekeh.

“aku merindukan mu dewi”
“aku sangat”
“aku sangat sangat sangat merindukan mu”
“aku lebih merindukan mu, stop kau buat aku menangis malam ini”

Ia melepas ku dan melihat mata ku

“maaf kan aku putri , aku telah merusak mata indah mu. Apa itu yang kau pakai dimata mu?”
“maskara”

Aku menjawabnya dengan malu , ia mengeluarkan sapu tangan linen nya dan membelai lembut bawah mata ku

“kau cantik apapun dirimu, sepertinya cairan hitam ini menutupi mata mu”

Maskara ku luntur? Apa lagi yang akan terjadi hari ini ? dijemput pangeran tampan, sarapan di mobilnya, siang yang membosankan, sore yang penuh dengan introgasi, & malam yang aneh. Tapi aku tenang, ada dia disini.

“mana kunci motor mu, kau harus pulang dengan ku”
“motor ku?”
“biar teman ku yang mengantarkannya , rumahnya tak jauh. Hanya 6 rumah dari rumah mu”
“ohh oke”

Dia menarik tangan ku menghampiri mobilnya

“sory lama”
“sip ga masalah pak bro”
“ini dewi”
“dewi”
“Tito”
“kamu masih mau makan tiramisunya dewi”
“aku ga mud lagi”

Aku menjawab dengan sisa kejengkelan ku,

“oke , mungkin teman mu lebih bisa menghabiskan ini”

Ia memberikan kue tiramisunya ke tito, dia tak setinggi abu. Tapi badannya lebih  tambun , dia manis dengan kaca mata spongebobnya. Tapi dia memanggil abu ku dengan sebutan pak ? apa dia lebih muda dibanding abu?

“ayo , apa kau sudah makan?”
“em belum”
“kalau gitu kita makan dulu”
“please abu, aku gak laper”
“dewi kamu harus makan”
“jangung bakar boleh?”

Kulihat dia melunak, oh abu ku mudah sekali melunak. Aku sayang dia tuhan. Aku memasuki mobilnya , aku menarik jaket yang ada di belakang , aku kedinginan ? tidak , aku ingin merasakannya .
“kamu dingin ?”

Ia mematikan acnya

“engga, aku Cuma kangen kamu”
“aku disebelah mu, mengapa jaket itu yang kau peluk?”
Ohh ku lihat dia cemberut , lucu & tampan membuat ku tertawa lepas.
“apa aku selucu itu dewi?”
“ya , kau badut ku”
“baiklah apapun sebutannya aku senang menerimanya”

Mobil abu melesat di tengah kabut malam, aku lelah. Aku memikirkan saat ia panik mencari air minum karna jagung panasnya. Aku mohon jangan hapus kenangan ini, aku ingin mengingatnya nanti, saat aku sudah renta. Akan kuceritakan pada anak cucu ku, bahwa aku punya pangeran tanpa kuda, ya abu ku !

Gimanah ? bingung sama cerita terdahulunya ? cek disini
Atau mau baca seri ini via PDF ? KLIK DISINI

Komentar