“Dasar anak kurang
ajar , pergi kau !”
dan ahhhh , aku bermimpi
lagi . Melirik jam di dinding atas pintu masih sangat pagi untuk bangun. Apa
yang aku fikirkan sebelum tidur, hingga aku memimpikan hal itu ? aku rindu ibu.
Semoga laki-laki tua menyebalkan itu tak slalu menyiksanya. Aku harus punya
cara untuk bertemu dengannya. Aku harus memastikan kalau ia baik-baik saja.
Pasti aku bisa! Beragam ide mulai bermunculan, aku mencari dengan resiko
terendah. Namun mata ku berkata lain, aku tertidur dengan sejuta misteri.
“Bangun kau tukang
tidur, ayolah dewi sudah 4 kali aku membangun kan mu”
itu anita , teman
1 kos ku. Aku beruntung masih punya teman yang peduli pada ku.
“ya nit, aku mandi
dulu”
“Ya memang
seharusnya begitu dew , kapan kamu bisa bangun pagi”
dengan cemberut dia meninggalkan ku untuk
mengambil 1 gelas susu
“Hari ini kau lupa
, kau mengajak ku untuk pergi hunting foto. Ya semoga saja aku bisa menjadi
model mu” dengan nada mengejek
“ohh tidak nit ,
aku tak butuh badut untuk foto ku”
Dia kembali
cemberut dengan ekspresi apa aku segemuk itu ? mana mungkin aku lupa akan hobi
ku , apa lagi ini hari minggu. Aku bergegas mandi dan menyiapkan browny , motor
matic ku yang ku cat habis coklat.
“Dew, minggu depan
aku akan pulang. Ibu ku akan menikah lagi, jadi aku harus pulang”
terlihat jelas
raut kecewa di wajah cubby anita. Ya , aku tau perasaan mu. Bahkan aku
merasakan lebih dari mu. Ibu , ya ibu. Aku semalam berfikir bagaimana caranya
menemui ibu ku. Apa yang harus aku lakukan? Oh ibuuu aku merindukan mu ,
sungguh aku tak tahan saat aku ingat terakhir kali dia mencium rambut ku.
Sambil terisak ia memberi ku uang dan menyuruh ku pergi jauh dari rumah,
alasannya karna lelaki tua itu akan menjual ku ke laki-laki hidung belang. Aku
pergi menurut walau berat meninggalkan ibu sendirian, aku tau ibu tersiksa jauh
dari ku. Tapi aku tak punya pilihan aku harus pergi demi masa depan ku. Foto ku
terkumpul banyak , aku suka Street Fotografi. Anita mengajak ku kesebuah Toko
pakaian , sepertinya ini toko baru. Aku tak pernah kesini apa lagi membeli
pakaian , bukan hal yang aku sukai .
“dew jangan
bengong, bantu aku memilih pakaian yang cocok. Aku ga mau kelihatan gemuk di
depan ayah baru ku”
Ayah baru ku ?
mungkin anita sudah siap menerimanya. Aku memilihkan baju yang cocok untuknya ,
dres hitam dengan hiasan bunga kecil di sepanjang pinggangnya. Aku rasa hitam
membuatnya terlihat kurus. Saat kami berjalan kekasir , aku melihat cowo tinggi
dengan jambul yang tampak tidak simetris , menghadap ke laci belakang kasir dia
tampak mengambil 1 parfum lalu memberikannya ke ibu-ibu yang menunggu di depan
meja kasir. Tunggu dulu, bukannya itu Abu ? abu teman SMA ku ? abu yang pernah
bilang suka pada ku, lalu aku tolak karna aku takut ia malu mempunyai pacar
seorang anak pelacur. Oh tuhan mengapa aku di pertemukan disini , disituasi
ini. Emm mungkin aku harus pergi sekarang , atau ahhh aku merasa hidup ku
berhenti saat ini.
“Dew, sini.
Ngapain di situ”
Oh tuhan anita ,
kau tak tau apa yang aku rasakan.
“Dewi , apa itu
kau”
Suara nya tetap
sama , abu laki-laki yang sebenarnya aku juga menyukainya. Dia keluar dari
kasir & menghampiri ku. Oh dia bertambah tinggi sekarang , mungkin 5cm
dibanding dulu. Kini dia lebih baik, wajahnya lebih tegas menampilkan sifat
ramahnya, kerah lengannya yang tak seimbang dengan otonya, bulu mata yang dulu
aku sering mengejeknya karna lebih panjang di banding milik ku. Tampar aku ,
apa dia benar abu yang dulu ?
“Hey apa kabar?
Mengapa kau tak menelepon ku. Aku mencari mu”
Dia abu ku, dia
masih tetap sama. Selalu masuk ke inti tanpa basa-basi. Nomor telphon ? tentu
aku masih menyimpannya di kotak derita ku. Kotak yang berisi peninggalan ayah kandung
ku, kertas yang berisi cerita curhat ku , dan juga selembar potongan kertas
dari kotak kardus air mineral tertuliskan nomor telephon abu yang ia beri saat
aku akan naik kereta. Ada apa dia disini ? dia mencari ku ?
“Abu”
Nafas ku sesak
memanggil namanya, entah mengapa aku ingin menangis. Bukan karna sedih, tapi
karna aku menemukan warna di hidupku. Aku tak mengerti mengapa, aku ingin
memeluknya.
“Hey bisa kah
kalian profesional. Aku adalah pembeli dan aku sudah menunggu kalian saling
menatap selama 20 menit tanpa di layani.”
Untunglah anita
menyadarkan kami berdua dari lapisan pemisah dimana hanya aku dan abu yang
merasakannya.
“maaf nona , aku
tak ingin membuat mu menunggu. Dewi kita harus bicara nanti, tunggu aku”
Ya abu bisa
membuat anita terpanah mengangah dengan tatapan berlebihannya yang bilang, apa
dia barusan merayu ku? Itu lah abu , suka memberi kata-kata yang terlampau
manis untuk setiap wanita , itu membuat ku mengangkat bahu sambil mengeluarkan
hembusan angin . Aku mendekat saat anita mengeluarkan ATM nya , ku lihat abu
serius dengan tuts keyboard mesin kasir.
“Terima kasih,
silakan datang kembali”
“Dew yu pulang”
“Emm bentar nit,
aku ada urusan sama abu”
“Kasir itu ?? ...
oke aku tunggu didepan ya. Aku laper , jangan lama-lama”
Anita pun
melenggang didepan ku, meninggalkan abu yang terus menatap ku.
“Dew bisa kita
bicara”
Dari nada
bicaranya terlihat ia begitu menyimpan kesedihan, dia pergi jauh dari rumah
untuk menacari ku ? apa itu gila ? dia menarik tangan ku kesebuah tempat duduk
kecil di dekat jendela, toko baru buka jadi tidak terlalu ramai. Abu menjadi
daya tarik tersendiri disini , bukan karna ia tampan. Tapi karna .. aku tak tau
, mungkin aku yang hanya melihatnya begitu menarik ?
“Dewi , aku
mencari mu. Kenapa kamu ga telphone aku ? berapa lama kau jauh dari ku dewi.
Aku merindukan mu “
Rindu ? abu tentu
rindu pada ku. Ia menyimpan rasa pada
ku. Dan aku pun sama, mungkin 2 tahun aku menjauh darinya. Sekarang aku 20
tahun & aku tetap menyukainya. Ahh bodohnya aku tak menerima dia dulu
“Maaf , aku punya
masalah yang tak bisa aku bagi dengan mu , tapi aku juga merindukan mu”
Kata-kata itu
keluar tanpa diminta, oh abu aku memang merindukan mu. Rasanya dunia menindih
ku saat itu juga. Aku malu tapi memang aku rindu padanya. Ku intip sedikit ia
melihat ku , tersenyum. Senyum simpul yang terlihat tulus.
“Bisa kah kali ini
kau mengabari ku ? aku sangat menunggu itu dewi. Aku rasa kau butuh berbagi
dengan ku”
Dia mengeluarkan
sebuah kartu nama. Satrio Abu Anggara , Casier Unique toko fashion . Aku
mengambilnya , jantung ku rasanya mau copot saat ingat ia menggenggam ku.
“Aku harus pergi ,
anita menunggu ku”
“Anita.... Baik
lah , bicara padanya kalau bajunya tidak muat bisa ditukar”
Untuk pertama
kalinya aku bisa tertawa selepas ini , ya karna dia. Aku tau anita gemuk , tapi ia pasti marah
pada ku bila aku mengatakan pesan itu. Aku berbalik dan ia memeluk ku... Oh
tidak ini tempat umum abu ,
“Aku menyayangi mu
dewi”
Entah mengapa aku
ingin menangis , aku tak mau ia melepas pelukannya. Aku ingin dia , ingin dia
tau apa yang aku rasakan selama ini.
“Maaf , aku harus
pergi. Aku janji akan mengabari mu segera”
Dia melepas
tangannya dan menjauh dari ku , membukakan pintu dan aku melihat anita di
sebrang jalan menunggu ku dengan menggenggam dua donat. Ia seperti tak melihat
ku , ia sibuk mengatur Iphonenya. Tuhan apa lagi yang akan kurasakan sekarang ,
satu orang lama masuk kembali kekehidupan ku. Aku teringat ibu ku, ya ibu. Aku
masih tak punya cara untuk menemuinya. Aku berjalan tanpa menengok , aku tau
jalanan Bandung ramai pada pagi hari , apa lagi ini hari libur. Aku berjalan
tak menghiraukan bunyi klakson kendaraan yang keget karna aku melintas
tiba-tiba.
“Dewi apa kamu
gila , lihat kejalan”
“Oh apa ?”
Aku langsung sadar
dan berlari ketepi jalan , ku lihat abu di sebrang ia mendekat kesisi jalan .
Mungkin ia akan menarik ku karna aku akan tertabrak. Ku lambaikan tangan seakan
semuanya abik-baik saja. Anita menarik tangan ku yang tak sabar ingin mencoba
baju barunya.
to be continued...
***
Mau download versi PDF ? klik DISINI -> http://www.4shared.com/office/BBsYl4v3ce/Aku_tak_sendiri__1_.html?
Komentar
Posting Komentar