“Dewii, baju ku ga muat. Ahh aku mau diet pokoknya diet”
Benar kata abu , pasti tidak muat , padahal ukurannya sudah xl . Apa yang harus aku lakukan sekarang , sore yang membosankan. Aku tak bisa menghabiskan waktu ku dengan TV seperti anita dengan donatnya. Oh ya abu , aku harus segera menghubunginya. Ku cari kartu namanya disaku celana ku, ku tekan nomor telephone yang tertera , apa aku tak mengganggunya ? ah masa bodoh ,Aku sudah berjanji tadi untuk segera menghubunginya.
“Hai dewi , aku fikir kau tak akan menghubungi ku”
Abu bagaimana kau tau, sedangkan aku belum menyebutkan nama ku?
“Ya abu , apa kau sibuk ? aku bisa telephone mu lagi nanti”
Oh tidak jangan tutup telephone nya abu , ku mohon bilanglah kau ingin mendengar suara ku.
“Tentu tidak dewi , aku tak akan merasa terganggu. Setengah jam lagi aku pulang, jadi aku sudah bisa bersantay”
“emmm , Baiklah”
Rasanya aku sudah kehabisan kata-kata sekarang, aku canggung dengannya. Tidak seperti dulu aku masih bisa mengejeknya. Tapi sekarang kita sudah bukan anak SMA, aku sudah tau perasaannya dan aku pun sama. Aku merasa canggung untuk bicara banyak , tapi aku merindukannya. Sangat lebih tepatnya.
“Apa kau baik-baik saja dewi , kau tampak berbeda sekarang, kau lebih tertutup. Apa aku harus berkostum badut agar kau tertawa?”
“hahaha maaf abu aku tak bermaksud seperti itu , aku hanya kaget bertemu dengan mu sekarang”
“Dewi, suara tawa mu sungguh membuat aku senang. Suara tawa yang indah dewi. Bisa aku dapat alamat rumah mu, aku akan kesana malam ini atau kapan pun itu”
Tentu saja aku ingin bertemu lagi dengannya , baiklah untuk kali ini aku tak akan menolaknya lagi.
“Baik , aku akan kirim sms . Aku harap kita bisa bertemu lagi , aku merindukan mu.”
Ohh tidak , bodohnya kau dewi. Kata-kata itu keluar tanpa diminta, aku malu.
“Aku juga dewi , aku sangat menunggu. Aku akan pulang . Kirimkan aku alamat mu”
“Bye”
“Bye tiamo”
Jangan matikan telephonnya , jangan matikan . dan yaaa dia mematikannya. Aku seperti anak kecil yang merengek. Aku merasa kacau, aku langsung mengetik secepat aku bisa. Aku klik send dan aku menunggu ia membalasnya , sekarang aku seperti ketergantungan HP ???
“Dew, mau makan apa kamu malam ini ?”
“Emm nit, sepertinya aku akan makan diluar”
“Siapa ? kamu ? makan diluar? Dewi aku mengenal mu 2 tahun dan kau baru pertama kali akan makan diluar”
“Ya sepertinya begitu, maaf ya nit”
Janji , dengan siapa ? abu ? bahkan abu belum bilang bahwa ia mengajak ku pergi.
“Dengan siapa ? apa kau mulai menutupi aku dari dunia mu? Pertama kau pergi makan tak mengajak ku, kedua kau tak bercerita bahwa kau sudah punya pacar”
“anita , maaf . pertama aku tak punya janji bahwa aku akan makan dengan seseorang. Kedua aku belum punya pacar. Aku suka dia dulu tapi aku tak tau apa ia sekarang masih menyukai ku”
Tidak dewi , kau lebih bodoh lagi sekarang.
“Dulu , menyukai mu? Aku tak mengerti”
Lalu suara pintu terketuk, anita berlari menuju pintu. Aku tetap diruang tv dengan segala kebingungan. Bodohnya aku , aku tak pernah menceritakan apapun pada anita sejak pertama aku mengenalnya. Dia sudah pasti kebingungan dengan ini , tapi aku memang harus menceritakannya.
“Dew , ada mas mas kasir yang tadi. Jangan-jangan dia cowo yang kamu maksud?”
Anita tampak berfikir , aku hanya diam. Aku tak tau harus mulai dari mana. Sial abu datang ? bahkan aku belum sempat mandi.
“aku mengerti sekarang, jadi kamu ? dia ke kamu? Ahh ga penting sekarang kamu harus pergi. Jangan buat laki-laki menunggu”
Ia tetap memberi ku senyum jahil , lalu menarik ku keruang tamu. Abu terlihat lebih santay dengan kaos di lapisi jaket bola , lalu jeans & sket. Dia jauh lebih muda dibanding dengan seragam kasir tadi. Oh tuhan aku belum mandi , aku masih kucir kuda yang berantakan, lalu kaos vneck panjang warna tosca & jeans tak lupa flat shoes kesayangan ku. Anita pergi meninggalkan aku yang kebigungan. Jantung ku rasanya berdisko ria , ya ampun apa yang kau lakukan pada ku abu ?
“Kau tampak cantik , kemarilah . apa sopan bila seorang tamu ditinggal sendirian?”
Dia mengejek ku ?
“Maaf tuan tamu , apa kau mau minum”
Aku bicara semanis mungkin
“Tidak terima kasih , aku punya urusan yang lebih penting dengan tuan rumah”
Aku mendekat ke sofa disampingnya , apa yang penting ?
“Bisa kah kita pergi makan diluar, aku rasa teman mu mengganggu”
Sambil melemparkan wajahnya ke arah belakang ku, Anita ? mengganggu ? aku melirik kebelakang dan benar saja , aku melihat sedikit sepatunya. Benar , dia adalah miss kepo dengan segala kecerdasannya yang lucu.
“emm kau benar. Anita , aku tetap bisa melihat mu walau kau bersembunyi di balik tembok sebesar apapun”
“hehhehe maaf , aku hanya mau mengantarkan tas mu”
Ia nyengir , oh anita . kau memang sahabat ku
“Thanks nit , aku pergi keluar dulu ya”
“Oke jangan lama-lama. Oh ya mas , emm baju ku , bisa aku tukar dengan ukuran yang lebih besar? Kayanya agak ga muat”
Abu menatap ku seperti benarkan apa yang aku katakan ? mungkin ia memang berpengalaman dengan ini .
“Oke bisa , asalkan dewi yang mengantarnya ketoko. Dan pastikan ukuran yang biasa kau pakai”
Aku kenapa harus aku ?
“Baguss , setuju . Dewi mau ya ? Double XL hehehe”
“Arghhh oke”
Aku keluar dan kulihat mobil sedan corolla DX 80an , mobil tua yang ia cat black doff. Sekarang mobilnya terlihat lebih “layak” , aku tau ia penggila otomotif aku sudah tak aneh , abu ku yang manis dan penggila otomotif .
“silakan masuk tuan putri , ke mobil tua ku”
“Terima kasih , aku tau dia tua jadi tak perlu kau jelaskan”
Senyumnya tersimpul indah , bisa kah aku lebih terhipnotis dari ini ? ia menutup pintunya dan berlari ke pintu pengemudi. Suasananya nyaman , ac masih menyala , ada MP3 / radio , tempat duduk yang empuk , dan aku melihat banyak perlengkapan lain yang aku tak tau namanya. Ia banyak menambahkan warna coklat didalam , warna yang manis, dan aku juga suka coklat.
“Kaget ? atau kau mau naik motor saja ?”
“tidak , aku nyaman dengan mu”
Dengannya ? atau dengan mobil ini ? aku tak tau!
“jadi kemana kita ?”
“emm terserah kau , aku tak pernah berkeliling bandung . kecuali bekerja tentunya”
“Hahaha kau tak tau bandung? Lalu apa yang kau lakukan selama disini ?”
“sudah kubilang aku bekerja”
Sekarang aku terlihat agak BT ,
“maaf aku bercanda , ayo kita makan ditempat favorit ku. Kau pasti suka”
“Asal dengan mu”
Ia menggenggam tangan ku lagi , membuat ku terkejut , tapi ia tak menoleh kearah ku , ia sesekali melepasnya untuk memegang persneling lalu menggenggam ku lagi.
“ya dengan ku”
Ia tampak berfikir lalu ia menjawab kalimat terakhir ku. Aku melihat rumah makan angkringan dago , tak jauh dari rumah ku. Aku sering melewati ini , tapi aku tak pernah mampir untuk sekedar makan.
“Kita sampai , ayo”
Aku langsung membuka pintu dan aku keluar. Udara semakin dingin , aku lupa membawa jaket ku.
“Baru aku mau membukakan pintu , kamu kedinginan ?”
“emm engga , ayo masuk. Kamu laper kan ?”
Dia menggenggam tangan ku lagi , mengapa aku merasa ada hal aneh saat ia menggengam ku ? seperti ada aliran listrik . aneh..
“aku biasa makan disini , ini makanan khas jogja. Kalau aku rindu ibu ku aku kesini”
“bagaimana kabar ibu mu ?”
“Dia baik terima kasih , dia terus menanyakan mu”
“oh ya ? apa aku sepenting itu abu ?”
Kali ini ia berbalik dan memegang pipi ku. Rasanya aku mau pingsan
“dewi , berhentilah berfikir bahwa kau tak penting. Kau lebih dari penting kau harus tau itu. Aku pergi sejauh ini , dan kau bilang kau tak penting?”
Suasana menjadi dingin lebih dingin dari uap yang keluar dimulut ku. Aku penting ? tak pernah ada yang bilang bahwa aku penting. Ya aku penting sekarang , karna mu abu.
“maaf aku tak bermaksud membuat mu marah”
Aku menunduk menatap jari ku yang tersimpul, aku tak berani menatapnya.
“Tidak dewi , jangan menangis kumohon maafkan aku”
“aku tak menangis”
Mungkin sekarang aku jadi ingin menangis
“ayo kita makan , aku tak mau kau kelaparan”
Ia menarik ku lagi dan kali ini ia memainkan ibu jarinya di tangan ku
“apa yang mau kau makan ?”
“entah lah aku tak tau makanan jogja”
“aku yang pilih?”
“oke”
Dia memesan 2 nasi kucing , sate telur puyuh , tempe bacam , aku tau dia tak suka tahu . lalu ayam mercon , yaa aku suka pedas. Dan semuanya dibungkus ? kita mau makan dimana ?
“di bungkus ?”
“ya kita makan ditempat lain”
“dimana ?”
“Yang pasti bukan disini dewi , aku tak mau orang-orang itu menatap mu”
Orang-orang itu ? siapa ? kulihat kebelakang ya.. lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Aku tak terlalu suka dipandang apa lagi oleh laki-laki yang tak aku kenal, makan ditempat lain mungkin jadi pilihan terbaik. Ia membayar kekasir lalu kita pergi lagi , bahkan aku belum sempat duduk. Mungkin aku harus memberi tahu anita tentang ini , aku tau ia akan senang.
“Kau dingin dewi , pakai jaket ku”
Ia melepas jaketnya dan memasangkannya kepundak ku . aku bukan anak kecil abu...
“wow thanks , tapi kau tak perlu memakaikan ku , aku bukan anak kecil”
Gerutu ku membuat nya tertawa ,
“kau lucu dewi , ayo kita pergi”
Ia mencubit hidung ku dan menarik ku lalu membukakan ku pintu mobilnya . aku mematikan ac , aku hampir menggigil ,
“Kau kedinginan ? aku membelikan mu chocolate mint kau mau”
Aku mengagguk , aku memegang gelas minuman itu , uhh panas. Apa ini choklat? Aku suka coklat. Aku langsung meminumnya , membuat mulut ku menghembus kan hawa panas namun segar karna mint itu .
“lebih baik ?”
“em em.. thanks”
“ur well , kau memang membutuhkannya”
Aku hanya bisa tersenyum, apa ini yang namanya perhatian ? abu tunjukan seberapa besar yang kau sebut penting !
“Jadi kemana kau dulu dewi “
Dia membahasnya ? dia ingin aku membahasnya disini ? baiklah aku sudah cukup muak dengan dunia ku sendiri, aku harus bicara padanya. Mungkin itu membuat ku lebih baik
“Maaf sebelumnya , aku tak menceritakan mu”
Ia mematikan musiknya , alunan lagu Turning page pun terhenti . kini lebih redup , hari sudah malam, hanya cahaya lampu mobil yang menerangi sepanjang perjalanan, aku siap untuk bicara.
“aku pergi dari rumah , ayah tiri ku mengusir ku. Aku tak punya tujuan , aku kebingungan , lalu aku ingat aku punya teman facebook di bandung, aku fikir lucu untuk meminta bantuannya. Tapi ia benar menolong ku , anita. Ia menyuruhku naik kereta dan membawa ku ke tempat tinggalnya. Ia meminjamkan aku uang untuk mencari kerja , aku bekerja di salah satu koran swasta sebagai admin keuangan.”
“kau tak memberitahu ku saat itu , aku tak sengaja melihat mu distasiun kota saat mengantar bibi ku pulang keJogja”
“aku tau abu , aku minta maaf. Aku tak sempat berfikir sejauh itu, aku panik , aku hanya mencari tempat tinggal”
“kau bisa tinggal dirumah ku”
“aku tak bisa , aku harus pergi jauh dari jakarta”
“kenapa ? kenapa ayah tirimu mengusir mu. Dasar laki-laki kurang ajar”
Apa dia tau ? apa yang dia tau lebih dari yang aku tau ?
“Kau tak perlu malu dewi , aku tau siapa kau , dari mana kau. Dan aku ingin membantu mu , tapi kau slalu menutup dirimu”
“aku tak ingin kau pergi saat kau tau”
“aku sudah tau dewi , lama sebelum aku mengajak mu berkenalan. Dan sampai saat ini apa aku meninggalkan mu ?”
“tidak “
“aku mencari mu, aku mendatangi rumah mu dan hanya ada ibu mu yang bahkan tak tau kau dimana. Aku bertemu dengan ayah mu dan aku hampir berkelahi dengannya. Laki-laki macam apa dia , menjual anaknya sendiri”
Ya tanpa aku bicara nampaknya ia tau.
“maafkan aku”
“heyy ,, berhentilah meminta maaf , aku tau kau tak salah”
“aku meminta maaf untuk penolakan ku saat hari kelulusan’
“ohh yang itu , aku sudah melupakannya”
Melupakannya ? apa ia sudah tak menyukai ku. Bicaralah lebih banyak abu,
“lalu sekarang kau tak pernah pulang ?”
“Tidak”
“terakhir kali aku mendengar dari ibu ku kalau ibu mu baik-baik saja. Ibu sering melihatnya dipasar malam bicara dengan pria. Ia tetap cantik seperti kau”
Ibu ku baik-baik saja ? terima kasih tuhan , terima kasih.
“dewi kau menangis? Apa aku menyinggung mu”
“tidak abu, aku bahagia mendengar ibu ku baik-baik saja , aku terharu ibu mu terus memikirkan aku , dan aku merasa bersalah karna aku menjauh dari mu”
Kita berhenti di sebuah lahan parkir menghadap ke perkebunan teh , dingin ... Indah... banyak kerlip lampu kota. Aku tak pernah kesini , dimana ini ?
“Hey.. aku sudah bilang berhenti membuat dirimu tersiksa”
Ia mengusap tangan ku dan turun dari mobil , kali ini aku mengerti bahwa ia akan membukakan pintu untuk ku. Saat aku keluar , udara terasa berbeda dari mobil. Lebih dingin namun aku merasa lega , entah lah mungkin karna pengakuan itu ? atau karna ada abu disini ? Tuhan semoga malam ini berjalan lambat ,aku ingin lebih lama dengannya..
to be continued...
***
Mau download via PDF ? KLIK DISINI
see you
Benar kata abu , pasti tidak muat , padahal ukurannya sudah xl . Apa yang harus aku lakukan sekarang , sore yang membosankan. Aku tak bisa menghabiskan waktu ku dengan TV seperti anita dengan donatnya. Oh ya abu , aku harus segera menghubunginya. Ku cari kartu namanya disaku celana ku, ku tekan nomor telephone yang tertera , apa aku tak mengganggunya ? ah masa bodoh ,Aku sudah berjanji tadi untuk segera menghubunginya.
“Hai dewi , aku fikir kau tak akan menghubungi ku”
Abu bagaimana kau tau, sedangkan aku belum menyebutkan nama ku?
“Ya abu , apa kau sibuk ? aku bisa telephone mu lagi nanti”
Oh tidak jangan tutup telephone nya abu , ku mohon bilanglah kau ingin mendengar suara ku.
“Tentu tidak dewi , aku tak akan merasa terganggu. Setengah jam lagi aku pulang, jadi aku sudah bisa bersantay”
“emmm , Baiklah”
Rasanya aku sudah kehabisan kata-kata sekarang, aku canggung dengannya. Tidak seperti dulu aku masih bisa mengejeknya. Tapi sekarang kita sudah bukan anak SMA, aku sudah tau perasaannya dan aku pun sama. Aku merasa canggung untuk bicara banyak , tapi aku merindukannya. Sangat lebih tepatnya.
“Apa kau baik-baik saja dewi , kau tampak berbeda sekarang, kau lebih tertutup. Apa aku harus berkostum badut agar kau tertawa?”
“hahaha maaf abu aku tak bermaksud seperti itu , aku hanya kaget bertemu dengan mu sekarang”
“Dewi, suara tawa mu sungguh membuat aku senang. Suara tawa yang indah dewi. Bisa aku dapat alamat rumah mu, aku akan kesana malam ini atau kapan pun itu”
Tentu saja aku ingin bertemu lagi dengannya , baiklah untuk kali ini aku tak akan menolaknya lagi.
“Baik , aku akan kirim sms . Aku harap kita bisa bertemu lagi , aku merindukan mu.”
Ohh tidak , bodohnya kau dewi. Kata-kata itu keluar tanpa diminta, aku malu.
“Aku juga dewi , aku sangat menunggu. Aku akan pulang . Kirimkan aku alamat mu”
“Bye”
“Bye tiamo”
Jangan matikan telephonnya , jangan matikan . dan yaaa dia mematikannya. Aku seperti anak kecil yang merengek. Aku merasa kacau, aku langsung mengetik secepat aku bisa. Aku klik send dan aku menunggu ia membalasnya , sekarang aku seperti ketergantungan HP ???
“Dew, mau makan apa kamu malam ini ?”
“Emm nit, sepertinya aku akan makan diluar”
“Siapa ? kamu ? makan diluar? Dewi aku mengenal mu 2 tahun dan kau baru pertama kali akan makan diluar”
“Ya sepertinya begitu, maaf ya nit”
Janji , dengan siapa ? abu ? bahkan abu belum bilang bahwa ia mengajak ku pergi.
“Dengan siapa ? apa kau mulai menutupi aku dari dunia mu? Pertama kau pergi makan tak mengajak ku, kedua kau tak bercerita bahwa kau sudah punya pacar”
“anita , maaf . pertama aku tak punya janji bahwa aku akan makan dengan seseorang. Kedua aku belum punya pacar. Aku suka dia dulu tapi aku tak tau apa ia sekarang masih menyukai ku”
Tidak dewi , kau lebih bodoh lagi sekarang.
“Dulu , menyukai mu? Aku tak mengerti”
Lalu suara pintu terketuk, anita berlari menuju pintu. Aku tetap diruang tv dengan segala kebingungan. Bodohnya aku , aku tak pernah menceritakan apapun pada anita sejak pertama aku mengenalnya. Dia sudah pasti kebingungan dengan ini , tapi aku memang harus menceritakannya.
“Dew , ada mas mas kasir yang tadi. Jangan-jangan dia cowo yang kamu maksud?”
Anita tampak berfikir , aku hanya diam. Aku tak tau harus mulai dari mana. Sial abu datang ? bahkan aku belum sempat mandi.
“aku mengerti sekarang, jadi kamu ? dia ke kamu? Ahh ga penting sekarang kamu harus pergi. Jangan buat laki-laki menunggu”
Ia tetap memberi ku senyum jahil , lalu menarik ku keruang tamu. Abu terlihat lebih santay dengan kaos di lapisi jaket bola , lalu jeans & sket. Dia jauh lebih muda dibanding dengan seragam kasir tadi. Oh tuhan aku belum mandi , aku masih kucir kuda yang berantakan, lalu kaos vneck panjang warna tosca & jeans tak lupa flat shoes kesayangan ku. Anita pergi meninggalkan aku yang kebigungan. Jantung ku rasanya berdisko ria , ya ampun apa yang kau lakukan pada ku abu ?
“Kau tampak cantik , kemarilah . apa sopan bila seorang tamu ditinggal sendirian?”
Dia mengejek ku ?
“Maaf tuan tamu , apa kau mau minum”
Aku bicara semanis mungkin
“Tidak terima kasih , aku punya urusan yang lebih penting dengan tuan rumah”
Aku mendekat ke sofa disampingnya , apa yang penting ?
“Bisa kah kita pergi makan diluar, aku rasa teman mu mengganggu”
Sambil melemparkan wajahnya ke arah belakang ku, Anita ? mengganggu ? aku melirik kebelakang dan benar saja , aku melihat sedikit sepatunya. Benar , dia adalah miss kepo dengan segala kecerdasannya yang lucu.
“emm kau benar. Anita , aku tetap bisa melihat mu walau kau bersembunyi di balik tembok sebesar apapun”
“hehhehe maaf , aku hanya mau mengantarkan tas mu”
Ia nyengir , oh anita . kau memang sahabat ku
“Thanks nit , aku pergi keluar dulu ya”
“Oke jangan lama-lama. Oh ya mas , emm baju ku , bisa aku tukar dengan ukuran yang lebih besar? Kayanya agak ga muat”
Abu menatap ku seperti benarkan apa yang aku katakan ? mungkin ia memang berpengalaman dengan ini .
“Oke bisa , asalkan dewi yang mengantarnya ketoko. Dan pastikan ukuran yang biasa kau pakai”
Aku kenapa harus aku ?
“Baguss , setuju . Dewi mau ya ? Double XL hehehe”
“Arghhh oke”
Aku keluar dan kulihat mobil sedan corolla DX 80an , mobil tua yang ia cat black doff. Sekarang mobilnya terlihat lebih “layak” , aku tau ia penggila otomotif aku sudah tak aneh , abu ku yang manis dan penggila otomotif .
“silakan masuk tuan putri , ke mobil tua ku”
“Terima kasih , aku tau dia tua jadi tak perlu kau jelaskan”
Senyumnya tersimpul indah , bisa kah aku lebih terhipnotis dari ini ? ia menutup pintunya dan berlari ke pintu pengemudi. Suasananya nyaman , ac masih menyala , ada MP3 / radio , tempat duduk yang empuk , dan aku melihat banyak perlengkapan lain yang aku tak tau namanya. Ia banyak menambahkan warna coklat didalam , warna yang manis, dan aku juga suka coklat.
“Kaget ? atau kau mau naik motor saja ?”
“tidak , aku nyaman dengan mu”
Dengannya ? atau dengan mobil ini ? aku tak tau!
“jadi kemana kita ?”
“emm terserah kau , aku tak pernah berkeliling bandung . kecuali bekerja tentunya”
“Hahaha kau tak tau bandung? Lalu apa yang kau lakukan selama disini ?”
“sudah kubilang aku bekerja”
Sekarang aku terlihat agak BT ,
“maaf aku bercanda , ayo kita makan ditempat favorit ku. Kau pasti suka”
“Asal dengan mu”
Ia menggenggam tangan ku lagi , membuat ku terkejut , tapi ia tak menoleh kearah ku , ia sesekali melepasnya untuk memegang persneling lalu menggenggam ku lagi.
“ya dengan ku”
Ia tampak berfikir lalu ia menjawab kalimat terakhir ku. Aku melihat rumah makan angkringan dago , tak jauh dari rumah ku. Aku sering melewati ini , tapi aku tak pernah mampir untuk sekedar makan.
“Kita sampai , ayo”
Aku langsung membuka pintu dan aku keluar. Udara semakin dingin , aku lupa membawa jaket ku.
“Baru aku mau membukakan pintu , kamu kedinginan ?”
“emm engga , ayo masuk. Kamu laper kan ?”
Dia menggenggam tangan ku lagi , mengapa aku merasa ada hal aneh saat ia menggengam ku ? seperti ada aliran listrik . aneh..
“aku biasa makan disini , ini makanan khas jogja. Kalau aku rindu ibu ku aku kesini”
“bagaimana kabar ibu mu ?”
“Dia baik terima kasih , dia terus menanyakan mu”
“oh ya ? apa aku sepenting itu abu ?”
Kali ini ia berbalik dan memegang pipi ku. Rasanya aku mau pingsan
“dewi , berhentilah berfikir bahwa kau tak penting. Kau lebih dari penting kau harus tau itu. Aku pergi sejauh ini , dan kau bilang kau tak penting?”
Suasana menjadi dingin lebih dingin dari uap yang keluar dimulut ku. Aku penting ? tak pernah ada yang bilang bahwa aku penting. Ya aku penting sekarang , karna mu abu.
“maaf aku tak bermaksud membuat mu marah”
Aku menunduk menatap jari ku yang tersimpul, aku tak berani menatapnya.
“Tidak dewi , jangan menangis kumohon maafkan aku”
“aku tak menangis”
Mungkin sekarang aku jadi ingin menangis
“ayo kita makan , aku tak mau kau kelaparan”
Ia menarik ku lagi dan kali ini ia memainkan ibu jarinya di tangan ku
“apa yang mau kau makan ?”
“entah lah aku tak tau makanan jogja”
“aku yang pilih?”
“oke”
Dia memesan 2 nasi kucing , sate telur puyuh , tempe bacam , aku tau dia tak suka tahu . lalu ayam mercon , yaa aku suka pedas. Dan semuanya dibungkus ? kita mau makan dimana ?
“di bungkus ?”
“ya kita makan ditempat lain”
“dimana ?”
“Yang pasti bukan disini dewi , aku tak mau orang-orang itu menatap mu”
Orang-orang itu ? siapa ? kulihat kebelakang ya.. lebih banyak laki-laki dibanding perempuan. Aku tak terlalu suka dipandang apa lagi oleh laki-laki yang tak aku kenal, makan ditempat lain mungkin jadi pilihan terbaik. Ia membayar kekasir lalu kita pergi lagi , bahkan aku belum sempat duduk. Mungkin aku harus memberi tahu anita tentang ini , aku tau ia akan senang.
“Kau dingin dewi , pakai jaket ku”
Ia melepas jaketnya dan memasangkannya kepundak ku . aku bukan anak kecil abu...
“wow thanks , tapi kau tak perlu memakaikan ku , aku bukan anak kecil”
Gerutu ku membuat nya tertawa ,
“kau lucu dewi , ayo kita pergi”
Ia mencubit hidung ku dan menarik ku lalu membukakan ku pintu mobilnya . aku mematikan ac , aku hampir menggigil ,
“Kau kedinginan ? aku membelikan mu chocolate mint kau mau”
Aku mengagguk , aku memegang gelas minuman itu , uhh panas. Apa ini choklat? Aku suka coklat. Aku langsung meminumnya , membuat mulut ku menghembus kan hawa panas namun segar karna mint itu .
“lebih baik ?”
“em em.. thanks”
“ur well , kau memang membutuhkannya”
Aku hanya bisa tersenyum, apa ini yang namanya perhatian ? abu tunjukan seberapa besar yang kau sebut penting !
“Jadi kemana kau dulu dewi “
Dia membahasnya ? dia ingin aku membahasnya disini ? baiklah aku sudah cukup muak dengan dunia ku sendiri, aku harus bicara padanya. Mungkin itu membuat ku lebih baik
“Maaf sebelumnya , aku tak menceritakan mu”
Ia mematikan musiknya , alunan lagu Turning page pun terhenti . kini lebih redup , hari sudah malam, hanya cahaya lampu mobil yang menerangi sepanjang perjalanan, aku siap untuk bicara.
“aku pergi dari rumah , ayah tiri ku mengusir ku. Aku tak punya tujuan , aku kebingungan , lalu aku ingat aku punya teman facebook di bandung, aku fikir lucu untuk meminta bantuannya. Tapi ia benar menolong ku , anita. Ia menyuruhku naik kereta dan membawa ku ke tempat tinggalnya. Ia meminjamkan aku uang untuk mencari kerja , aku bekerja di salah satu koran swasta sebagai admin keuangan.”
“kau tak memberitahu ku saat itu , aku tak sengaja melihat mu distasiun kota saat mengantar bibi ku pulang keJogja”
“aku tau abu , aku minta maaf. Aku tak sempat berfikir sejauh itu, aku panik , aku hanya mencari tempat tinggal”
“kau bisa tinggal dirumah ku”
“aku tak bisa , aku harus pergi jauh dari jakarta”
“kenapa ? kenapa ayah tirimu mengusir mu. Dasar laki-laki kurang ajar”
Apa dia tau ? apa yang dia tau lebih dari yang aku tau ?
“Kau tak perlu malu dewi , aku tau siapa kau , dari mana kau. Dan aku ingin membantu mu , tapi kau slalu menutup dirimu”
“aku tak ingin kau pergi saat kau tau”
“aku sudah tau dewi , lama sebelum aku mengajak mu berkenalan. Dan sampai saat ini apa aku meninggalkan mu ?”
“tidak “
“aku mencari mu, aku mendatangi rumah mu dan hanya ada ibu mu yang bahkan tak tau kau dimana. Aku bertemu dengan ayah mu dan aku hampir berkelahi dengannya. Laki-laki macam apa dia , menjual anaknya sendiri”
Ya tanpa aku bicara nampaknya ia tau.
“maafkan aku”
“heyy ,, berhentilah meminta maaf , aku tau kau tak salah”
“aku meminta maaf untuk penolakan ku saat hari kelulusan’
“ohh yang itu , aku sudah melupakannya”
Melupakannya ? apa ia sudah tak menyukai ku. Bicaralah lebih banyak abu,
“lalu sekarang kau tak pernah pulang ?”
“Tidak”
“terakhir kali aku mendengar dari ibu ku kalau ibu mu baik-baik saja. Ibu sering melihatnya dipasar malam bicara dengan pria. Ia tetap cantik seperti kau”
Ibu ku baik-baik saja ? terima kasih tuhan , terima kasih.
“dewi kau menangis? Apa aku menyinggung mu”
“tidak abu, aku bahagia mendengar ibu ku baik-baik saja , aku terharu ibu mu terus memikirkan aku , dan aku merasa bersalah karna aku menjauh dari mu”
Kita berhenti di sebuah lahan parkir menghadap ke perkebunan teh , dingin ... Indah... banyak kerlip lampu kota. Aku tak pernah kesini , dimana ini ?
“Hey.. aku sudah bilang berhenti membuat dirimu tersiksa”
Ia mengusap tangan ku dan turun dari mobil , kali ini aku mengerti bahwa ia akan membukakan pintu untuk ku. Saat aku keluar , udara terasa berbeda dari mobil. Lebih dingin namun aku merasa lega , entah lah mungkin karna pengakuan itu ? atau karna ada abu disini ? Tuhan semoga malam ini berjalan lambat ,aku ingin lebih lama dengannya..
to be continued...
***
Mau download via PDF ? KLIK DISINI
see you
Komentar
Posting Komentar